Senin, 21 April 2014

PENGERTIAN TEKNOPRENEUR

TEKNOPRENEUR?? APAAN SIH TUH? BARU DENGEER ANE...
NIH ANE SHARE SUPAYA DAPET SEDIKIT PENCERAHAN HEHEHE...

Pada dasarnya technopreneurship adalah bagian dari intrepreneurship, maka untuk mengetahui tentang technopreneurship maka harus di ketahui juga tentang apa itu intrepreneurship, merujuk pada Jeffrey Timmons (1990), ”Entrepreneurship is the ability to cerate and build a vision from practically nothing. Fundamentally, it is a human, creative act. It is a application of energy to initiating and building an enterprise or organization, rather than just watching or analyzing. This vision requires a willingness to take calculated risks-both personal and financial, and than to do everything possible to reduce changes of failure.
Entrepreneurship also includes the ability to build an entrepreneurial or venture to complement your (the entrepreneur) own skill and talents. It is the knack for sensing an opportunity where other see chaos, contradiction, and diffusion. It is possessing the know-how to find, marshal control resources, often owned by others”
Sedangkan Peter Druker mendefinisikan ; “ the practice of consistently converting good ideas into profitable commercial ventures”, berdasarkan definisi di atas ada beberapa kata kunci tentang pengertian entrepreneurship atau di Indonesia di kenal dengan ”kewirausahaan”, yaitu : 1. aktivitas manusia yang creative dan inovatif; 2. kemampuan untuk membuat dan membangun yang belum ada; 3. visi untuk bersedia mengambil resiko; 4. kewirausahaan adalah ilmu, yang dapat di pelajari (Peter Druker). Beranjak dari pengertian di atas maka entrepreneur atau wirausahawan adalah orang yang memiliki paradigma hidupnya sebagai innovator, creator dan oportunis, orang ini juga menjadi kunci perubahan yang mampu mencptakan lapangan kerja dan kesejahteraan. Wirausaha adalah orang yang ngin di sebut “boss” yang mampu menjadi penggerak ekonomi.
YY Wong,( founder of the WyWy Group of companies and chairman of the Pacific Basin Economic Council, Singapore) mendefinisikan: “Entrepreneurship is the enthusiastic thrust to constantly innovate and passionately implement purposeful ideas for extraordinary gains.”
Sebagai syarat “orang” yang ingin disebut wirausahawan setidaknya harus memiliki sifat : innovative & opportunistic, willingness to take risk, initiative, self reliance, perseverance (keep trying to achieve something), need to achieve and self confidence. Selain itu diperlukan juga kunci suksesnya yaitu memilki jiwa kepemimpinan, bersaing, sehat, creative dan memiliki energi yang tinggi, mampu mengelola uang, menginginkan kekuasaan dan memiliki kemampuan berafiliasi.
Perlu menjadi catatan bahwa entrepreneurship memilki pengertian yang berbeda dengan Usaha Kecil Mnengah (UKM), UKM adalah unit usaha kecil yang berbasis pada bisnis keluarga yang dalam pengertiannya memiliki sedikit inovasi, pertumbuhan yang tidak cepat, visi usaha jangka pendek dan memiliki resiko usaha yang rendah.
Berdasarkan pengertian tentang entrepreneurship  di atas, maka secara umum dapat dinyatakan bahwa technopreneurship adalah entrepreneur yang berbasis pada teknologi tinggi termasuk pada proses produksi dan penyaluran hasil produksinya kepada konsumen. Technopreneurship berasal dari kata technology dan entrepreneurship atau disebut sebagai technological entrepreneurship yang disingkat menjadi technopreneurship.
Merujuk pada Dorf and Byers (2005) mendefinisikan technological entrepreneurship sebagai “style of business leadership that involve identifying high potential, technology intensive commercial opportunities, gathering resources such as talent and capital, and managing rapid growth and significant risk using principled decision making skill. Technology ventures exploit breakthrough advances in science and engineering to develop better products and services for costumer. The leader technology ventures demonstrate focus, passion and unrelenting will to succeed”.
Shane and Venkataraman (2004) mendefiniskan technological entrepreneurship sebagai proses yang digunakan oleh wirausahawan untuk mengelola sumber daya, system teknis (teknologi), dan strategi organisasi untuk memanpaatkan peluang, sedangkan Canadian Academy Engineering (1998), mendifinisikan sebagai “pengaplikasian inovatif dari pengetahuan teknis dan keilmuan seseorang atau beberapa orang yang memulai dan mengoperasikan bisnisnya berdasarkan resiko dalam mencapai tujuan organisasi”.
Yani Rodyat (MEDCO Group) mendifinisikan “Being an entrepreneur by using existing technologies and pertain it to newer application or invent a new product, Someone who uses technology to do something new or invents new devices & then makes a business from selling these inventions”
 Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat di gambarkan secara umum technological entrepreneurship sebagai gaya bisnis yang berdasarkan kemampuan menjadikan technology dasar untuk mengidentifikasi peluang usaha dan menggunakan teknologi sebagai alat atau system pembuatan keputusan bisnis berdasarkan kemampuan pengetahuan dan keilmuannya, termasuk merancang, membuat dan menditribusikan hasil produksi perusahaan kepada pengguna.

Elemen Kunci Technological Entrepreneurship
Pentingnya technopreneurship dewasa ini berkenaan dengan keterikatannya dengan ilmu dan teknologi, ketika negara menggunakan pendekatan peningkatan kemampuan teknologi sebagai pendorong peningkatan produksi nasional dan dalam banyak negara sebagai strategi competitive advantage, maka technoprenuersip adalah program yang termasuk didalamnya sebagai bagian integral dari peningkatan kultur kewirausahaan.
Kunci dari technopreneurship juga adalah kreativitas, dengan kreativitas yang tinggi maka mental lama yang cenderung konvensional dari wirausahawan akan berubah, kreativitas adalah bermain dengan imaginasi dan kemungkinan-kemungkinan, memimpin perubahan dengan ide-ide baru dan memberikan arti pada hubungan antara ide, orang dan lingkungan.
Technopreneurship juga harus di bangun dengan pendekatan menyeluruh dan integral, yang dilakukan dengan mengkolaborasikan “budaya” (budaya inovasi, kewirausahaan dan kreativitas), “konsepsi” (konsep ikubator bisnis, penelitian dan pengembanga, knowledge managemen dan learning organization), yang didukung oleh kapabilitas wirausahanya sendiri, koneksitas dan koboratif.
Memahami technological entrepreneurship atau technopreneurship dapat juga dilakukan dengan mengidentifikasi elemen-elemen kunci yang memiliki keterkaitan dengan proses pembentukan usaha berbasis teknologi, Igor Prodan (2007) mengidentifikasi, elemen itu adalah : 1. Technological entrepreneur; 2. universities; 3. corporation; 4. Capital; 5. Market/costumers; 6. government; and 7. advisor.