TEKNOPRENEUR?? APAAN SIH TUH? BARU DENGEER ANE...
NIH ANE SHARE SUPAYA DAPET SEDIKIT PENCERAHAN HEHEHE...
Pada dasarnya technopreneurship
adalah bagian dari intrepreneurship, maka
untuk mengetahui tentang technopreneurship
maka harus di ketahui juga tentang apa itu intrepreneurship, merujuk pada
Jeffrey Timmons (1990), ”Entrepreneurship
is the ability to cerate and build a vision from practically nothing.
Fundamentally, it is a human, creative act. It is a application of energy to
initiating and building an enterprise or organization, rather than just
watching or analyzing. This vision requires a willingness to take calculated
risks-both personal and financial, and than to do everything possible to reduce
changes of failure.
Entrepreneurship also
includes the ability to build an entrepreneurial or venture to complement your
(the entrepreneur) own skill and talents. It is the knack for sensing an
opportunity where other see chaos, contradiction, and diffusion. It is
possessing the know-how to find, marshal control resources, often owned by
others”
Sedangkan Peter Druker mendefinisikan ; “ the practice of consistently converting good
ideas into profitable commercial ventures”, berdasarkan definisi di atas
ada beberapa kata kunci tentang pengertian entrepreneurship
atau di Indonesia di kenal dengan ”kewirausahaan”, yaitu : 1. aktivitas
manusia yang creative dan inovatif; 2. kemampuan untuk membuat dan membangun
yang belum ada; 3. visi untuk bersedia mengambil resiko; 4. kewirausahaan
adalah ilmu, yang dapat di pelajari (Peter Druker). Beranjak dari pengertian di
atas maka entrepreneur atau
wirausahawan adalah orang yang memiliki paradigma hidupnya sebagai innovator,
creator dan oportunis, orang ini juga menjadi kunci perubahan yang mampu
mencptakan lapangan kerja dan kesejahteraan. Wirausaha adalah orang yang ngin
di sebut “boss” yang mampu menjadi penggerak ekonomi.
YY Wong,( founder of the
WyWy Group of companies and chairman of the Pacific
Basin Economic Council , Singapore )
mendefinisikan: “Entrepreneurship is the
enthusiastic thrust to constantly innovate and passionately implement
purposeful ideas for extraordinary gains.”
Sebagai syarat “orang” yang ingin disebut wirausahawan
setidaknya harus memiliki sifat : innovative
& opportunistic, willingness to take risk, initiative, self reliance,
perseverance (keep trying to achieve something), need to achieve and self
confidence. Selain itu diperlukan juga kunci suksesnya yaitu memilki jiwa
kepemimpinan, bersaing, sehat, creative dan memiliki energi yang tinggi, mampu
mengelola uang, menginginkan kekuasaan dan memiliki kemampuan berafiliasi.
Perlu menjadi catatan bahwa entrepreneurship memilki pengertian yang berbeda dengan Usaha Kecil
Mnengah (UKM), UKM adalah unit usaha kecil yang berbasis pada bisnis keluarga
yang dalam pengertiannya memiliki sedikit inovasi, pertumbuhan yang tidak
cepat, visi usaha jangka pendek dan memiliki resiko usaha yang rendah.
Berdasarkan pengertian tentang entrepreneurship di atas,
maka secara umum dapat dinyatakan bahwa technopreneurship
adalah entrepreneur yang berbasis pada teknologi tinggi termasuk pada
proses produksi dan penyaluran hasil produksinya kepada konsumen. Technopreneurship berasal dari kata technology dan entrepreneurship atau disebut sebagai technological entrepreneurship yang disingkat menjadi technopreneurship.
Merujuk pada Dorf and Byers (2005) mendefinisikan technological entrepreneurship sebagai “style of business leadership that involve
identifying high potential, technology intensive commercial opportunities,
gathering resources such as talent and capital, and managing rapid growth and
significant risk using principled decision making skill. Technology ventures
exploit breakthrough advances in science and engineering to develop better
products and services for costumer. The leader technology ventures demonstrate
focus, passion and unrelenting will to succeed”.
Shane and Venkataraman (2004) mendefiniskan technological entrepreneurship sebagai
proses yang digunakan oleh wirausahawan untuk mengelola sumber daya, system
teknis (teknologi), dan strategi organisasi untuk memanpaatkan peluang,
sedangkan Canadian Academy Engineering (1998), mendifinisikan sebagai
“pengaplikasian inovatif dari pengetahuan teknis dan keilmuan seseorang atau
beberapa orang yang memulai dan mengoperasikan bisnisnya berdasarkan resiko dalam
mencapai tujuan organisasi”.
Yani
Rodyat (MEDCO Group) mendifinisikan “Being
an entrepreneur by using existing technologies and pertain it to newer
application or invent a new product, Someone who uses technology to do
something new or invents new devices & then makes a business from selling
these inventions”
Berdasarkan
definisi-definisi di atas maka dapat di gambarkan secara umum technological entrepreneurship sebagai gaya bisnis yang
berdasarkan kemampuan menjadikan technology dasar untuk mengidentifikasi
peluang usaha dan menggunakan teknologi sebagai alat atau system pembuatan
keputusan bisnis berdasarkan kemampuan pengetahuan dan keilmuannya, termasuk
merancang, membuat dan menditribusikan hasil produksi perusahaan kepada
pengguna.
Elemen Kunci Technological
Entrepreneurship
Pentingnya technopreneurship dewasa ini berkenaan dengan
keterikatannya dengan ilmu dan teknologi, ketika negara menggunakan pendekatan
peningkatan kemampuan teknologi sebagai pendorong peningkatan produksi nasional
dan dalam banyak negara sebagai strategi competitive
advantage, maka technoprenuersip adalah program yang termasuk didalamnya
sebagai bagian integral dari peningkatan kultur kewirausahaan.
Kunci dari technopreneurship juga adalah kreativitas,
dengan kreativitas yang tinggi maka mental lama yang cenderung konvensional
dari wirausahawan akan berubah, kreativitas adalah bermain dengan imaginasi dan
kemungkinan-kemungkinan, memimpin perubahan dengan ide-ide baru dan memberikan
arti pada hubungan antara ide, orang dan lingkungan.
Technopreneurship juga harus di bangun dengan pendekatan
menyeluruh dan integral, yang dilakukan dengan mengkolaborasikan “budaya”
(budaya inovasi, kewirausahaan dan kreativitas), “konsepsi” (konsep ikubator
bisnis, penelitian dan pengembanga, knowledge
managemen dan learning organization), yang didukung oleh kapabilitas
wirausahanya sendiri, koneksitas dan koboratif.
Memahami technological
entrepreneurship atau technopreneurship
dapat juga dilakukan dengan mengidentifikasi elemen-elemen kunci yang
memiliki keterkaitan dengan proses pembentukan usaha berbasis teknologi, Igor
Prodan (2007) mengidentifikasi, elemen itu adalah : 1. Technological entrepreneur; 2. universities; 3. corporation; 4.
Capital; 5. Market/costumers; 6. government; and 7. advisor.